Perumahanpwt.web.id - Sebelum memulai melakukan investasi di pasar saham, penting untuk mengenali dengan baik risiko-risiko yang mungkin dihadapi dalam investasi saham tersebut.
Dengan pemahaman yang baik terhadap risiko-risiko ini, Anda dapat menghindari potensi kerugian dan merencanakan strategi untuk menghadapinya sejak awal.
Salah satu risiko yang harus diperhatikan dalam investasi saham adalah kemungkinan terjadinya kerugian di pasar modal, seperti akibat perubahan tingkat suku bunga.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi risiko investasi saham, mari kita teruskan membaca informasi berikut ini.
Delapan Resiko Dalam Investasi Saham
Pada dasarnya, setiap bentuk investasi, termasuk melalui saham atau instrumen lainnya, tidak terlepas dari risiko dan potensi kerugian.
Namun, penting untuk diingat bahwa memahami risiko-risiko dalam investasi saham tidaklah berarti Anda harus menahan diri untuk mengalokasikan modal ke dalam instrumen tersebut.
Sebaliknya, dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi investasi saham, Anda dapat merencanakan langkah-langkah strategis agar dapat mengoptimalkan potensi keuntungan di masa depan.
Berikut ini adalah beberapa risiko dalam investasi saham yang bisa dijadikan sebagai panduan dalam mengalokasikan modal Anda:
1. Keterbatasan Likuiditas Saham
Risiko likuiditas terjadi saat aset saham tidak dapat dijual dengan harga yang diharapkan atau dalam waktu yang singkat.
Cara mengukur risiko ini adalah dengan melihat apakah nilai aset mengalami penurunan dan apakah minat dari investor menurun, sehingga aset tersebut sulit untuk diperdagangkan.
Risiko ini mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan bagi investor jangka panjang, karena mereka tidak berencana untuk menjual saham dengan cepat. Namun, bagi investor jangka pendek yang sering bertransaksi, kurangnya likuiditas bisa menjadi masalah serius.
2. Delisting Paksa
Apakah Anda familiar dengan istilah delisting paksa? Risiko ini terjadi ketika saham suatu perusahaan secara tiba-tiba dihapuskan dari daftar perusahaan yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Umumnya, risiko delisting paksa dapat muncul akibat pelanggaran peraturan BEI, proses penggabungan, performa perusahaan yang buruk, atau bahkan penghentian operasional.
3. Kerugian Modal (Capital Loss)
Kerugian modal terjadi ketika nilai jual suatu aset lebih rendah dari saat Anda membelinya.
Biasanya, investor cenderung menjual aset dengan harga lebih rendah karena beberapa alasan, seperti penurunan kinerja saham atau kebutuhan mendesak untuk mengamankan dana investasi.
4. Risiko Pasar (Risiko Sistematik)
Risiko pasar tidak hanya mempengaruhi perusahaan dan asetnya sendiri, tetapi juga memengaruhi performa keseluruhan pasar.
Bagaimana ini mungkin? Risiko pasar adalah jenis kerugian yang tidak dapat dihindari oleh semua investor, baik yang berpengalaman maupun yang baru memulai.
Cara mengukur risiko ini adalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi sosial dan politik negara, fluktuasi suku bunga, dan kebijakan pemerintah.
5. Risiko Tidak Sistematik (Risiko Tidak Terkait dengan Sistem)
Jika risiko sebelumnya bersifat sistematis, risiko ini justru bisa dikendalikan.
Risiko tidak sistematik adalah kerugian yang dapat dihindari atau dikurangi dampaknya.
Salah satu cara mengatasi risiko ini adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio investasi atau mengalokasikan investasi ke berbagai jenis aset.
6. Risiko Suspensi
Selain delisting paksa, bursa efek juga bisa melakukan suspensi terhadap perusahaan.
Risiko ini muncul jika perusahaan gagal menyampaikan laporan keuangan tepat waktu atau jika perusahaan mengalami fluktuasi harga saham yang signifikan namun tidak memberikan klarifikasi dalam batas waktu tertentu.
7. Risiko Inflasi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, risiko inflasi adalah hal yang tidak dapat dihindari karena ini adalah fenomena yang terjadi di seluruh negara.
Risiko ini akan berdampak pada penurunan harga saham karena daya beli turun.
8. Potensi Kebangkrutan
Risiko ini timbul ketika perusahaan tidak mampu membayar utang-utangnya.
Dalam hal ini, perusahaan dapat dinyatakan bangkrut oleh lembaga hukum, dan investor hanya akan menerima pembagian hasil dari sisa aset perusahaan.
Cara Menghadapi Resiko Dalam Investasi Saham
Untuk mengatasi berbagai risiko investasi saham yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh investor:
1. Pemanfaatan Indikator Teknis yang Tepat
Bagi investor dengan jangka waktu pendek atau yang aktif dalam trading, memahami indikator teknis untuk menganalisis pergerakan harga saham sangatlah penting.
Ketika berinvestasi dalam jangka pendek, harga saham sangat dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar. Oleh karena itu, pemahaman terhadap indikator teknis seperti Bollinger Bands, moving average, dan fibonacci dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih baik.
2. Memahami Fundamental Perusahaan
Bagi investor jangka panjang, pemahaman terhadap fundamental perusahaan sangatlah penting. Harga saham di masa depan sangat dipengaruhi oleh kinerja dan kondisi keuangan perusahaan.
Cara untuk memahami fundamental perusahaan adalah melalui analisis laporan keuangan tahunan dan kuartalan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Selain itu, sumber informasi dari pihak ketiga juga dapat membantu dalam menilai kinerja perusahaan.
3. Psikologi Trading
Selain analisis harga dan fundamental perusahaan, memahami psikologi trading juga memiliki peran penting. Keputusan untuk membeli atau menjual saham sering kali dipengaruhi oleh emosi dan persepsi pelaku pasar.
Penting untuk memahami emosi Anda sendiri dan memiliki ekspektasi yang realistis terhadap investasi yang akan Anda lakukan.
Dalam kesimpulan, memahami risiko-risiko dalam investasi saham adalah langkah penting dalam merencanakan strategi investasi yang sukses. Dengan pemahaman yang baik, Anda dapat mengurangi potensi kerugian dan meningkatkan peluang keuntungan dalam jangka panjang.
Baca juga artikel lainya terkait investasi ;
0Komentar