Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menara Pandang Purwokerto - Sejarah dan Tiket Masuk

Menara Pandang Purwokerto merupakan salah satu spot wisata purwokerto terkenal di Jawa Tengah, Indonesia. Tower ini diketahui selaku salah satu menara pandang paling tinggi di Jawa Tengah serta menawarkan panorama alam yang indah dari kota Purwokerto serta sekitarnya. 

Menara Pandang Purwokerto dibentuk pada tahun 2021 serta mempunyai besar dekat 117 m. Panorama alam yang ditawarkan mencakup kota Purwokerto, pegunungan, serta lanskap alam sekitarnya. Menara Pandang Purwokerto merupakan salah satu tujuan wisata yang bagus untuk turis yang mau menikmati panorama alam indah serta menikmati hawa sejuk serta fresh.

Menara Pandang Teratai Purwokerto ialah suatu tower yang terletak di Kedungwuluh, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas. Menara pandang setinggi 117 m yang dibentuk semenjak tahun 2021 ini merupakah suatu proyek infrastruktur pariwisata baru di Kawasan Kota Baru Purwokerto yang terletak di daerah Jalur Bung Karno.

Menara ini dibuka buat sesi uji coba pada bertepatan pada 27 April 2022 dalam sesi finalisasi fasad bangunan. Masuk lantai satu free. Naik lantai 2 serta seterusnya wajib bayar. Tiket weekday Rp 20.000, tiket weekend Rp 25.000

Sejarah

Pembangunan Menara Pandang Teratai Purwokerto ialah inisiatif Pemerintah Kabupaten Banyumas buat menghasilkan ikon baru Purwokerto di daerah kawasan perkotaan baru yang nantinya jadi satu posisi dengan pembangunan Masjid Agung Purwokerto berdesain" seribu bulan" yang dirancang oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, wisata buatan berbentuk pusat kuliner Madhang Maning Park, gedung Convention Hall Purwokerto, danau retensi seluas 7 hektar, serta Lingkungan DPRD Kabupaten Banyumas.

Menara pandang ini dibentuk oleh pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional( PEN) dari dana APBN serta nantinya hendak dikelola oleh Tubuh Layanan Universal Wilayah Unit Pelaksana Teknis Dinas (BLUD- UPTD) Lokawisata Baturraden.

 Wujud Menara

Desain menara pandang sebagian kali hadapi pergantian konsep dalam proses pembangunannya. 

Dalam sesi perencanaan dini, desain akhir bangunan yang dikehendaki merupakan tower setinggi 117 m yang di atasnya ada puncak observasi berupa kubah serta awal mulanya dinamakan selaku Menara Gada Rujakpolo. 

Pada proses mengarah sesi penyelesaian, wujud tower kesimpulannya hadapi pergantian desain jadi bunga teratai yang diilhami dari konsultasi tokoh lokal di Kabupaten Banyumas, ialah sastrawan Ahmad Tohari, akademisi Universitas Jenderal Soedirman, serta budayawan Banyumas.

Puncak menara  yang mahkota bunga teratai mempunyai filosofi dari Dwipa Semarang dengan pembagian tower jadi 3 tingkatan, ialah tingkatan dasar, tingkatan tengah, serta tingkatan atas. Tingkatan dasar terletak di lantai bawah dasar yang menyimbolkan ikatan dengan manusia, tingkatan tengah terletak di lantai satu serta 2 yang menyimbolkan ikatan dengan alam, serta tingkatan atas terletak di lantai 3 serta 4 yang menyimbolkan ikatan dengan Tuhan.

Fitur Bangunan

Menara pandang ini mempunyai total 5 lantai dengan pemakaian yang berbeda- beda, ialah lantai bawah dasar serta lantai satu sampai 4. 

Lantai satu serta 2 ialah daerah di bagian dasar tower yang hendak digunakan buat ruang pertemuan serta zona komersial/ pertokoan yang disewakan, sebaliknya lantai 3 serta 4 terletak di bagian atas tower.

Lantai 3 tower mempunyai dek observasi dengan jembatan cermin tembus pandang pada ketinggian dekat 70- 80 M, serta puncak  menara di dasar mahkota teratai yang dibatasi dengan mesh ataupun pembatas jaring besi. 

Akses mengarah dek observasi serta puncak tower bisa dicoba lewat lift berkapasitas 20 orang serta tangga darurat.

Fasad bangunan dilengkapi dengan pencahayaan teknologi LED berwarna- warni yang menyinari bagian badan tower sampai mahkota teratai.

 

Posting Komentar untuk "Menara Pandang Purwokerto - Sejarah dan Tiket Masuk"